Keris Pamor Adeg Sodo Lanang Sakler Tangguh Tuban Majapahit

Rp0

Stok habis

Deskripsi

Keris Pamor Adeg Sodo Lanang Sakler Tangguh Tuban Majapahit

Filosofi Pamor Sodo Lanang / Sodo Sakler

Makna Pamor Sodo Sakler, Sodo adalah lidi dan Sakler adalah satu batang, berarti secara harafiahnya adalah Lidi Sebatang. Mungkin di setiap daerah berbeda penyebutannya, seperti ada yang menyebut adeg siji, sodo saren atau sodo lanang. Sesuai dengan namanya gambaran motif pamornya berupa garis lurus membujur sepanjang tengah bilah atau jika terdapat pada keris luk, garisnya membujur dari sor-soran hingga ujung mengikuti bentuk luk-nya.

Pada jaman dahulu keris dengan pamor Sodo Sakler/Sodo Lanang banyak dimiliki oleh para Prajurit sehubungan dengan mitos cerita yang berkembang, dimana Klenting Kuning mampu mengalahkan Yuyu Kangkang dengan memukulkan sodo lanang. Oleh masyarakat perkerisan tuahnya juga dipercaya untuk menambah kewibawaan, menaikkan tingkat kepercayan diri, untuk ketenaran (popularitas), menambah keteguhan hati, dan kuat iman, serta sebagai pagar pertahanan diri dan untuk mengusir kekuatan jahat. Pamor ini tergolong cocok untuk setiap orang.

Konon pada saat Sultan Agung Raja Mataram yang paling termasyur itu memerintah, untuk mewujudkan cita-cita kebesaran Mataram, melalui Empu Supo Anom Sultan Agung berkehendak untuk yasan (membuat) tujuh pusaka kerajaan, salah satu diantaranya adalah keris berpamor Sodo Saler. Sedangkan enam pusaka yang lain adalah ; dhapur Nagasasra kinatah kamarogan, luk 3 dhapur Manglar Monga, keris Singo Barong, keris Pasopati, keris kalawijan luk 29 Kolo Bendu, dan tombak kalawijan Wulan Tumanggal.

Sebatang lidi akan kurang bernilai dan lemah ketika hanya satu, tetapi dalam satu ikatan akan mampu menyapu segala-galanyanya dan tak mudah terpatahkan. Ungkapan tersebut merupakan pesan moral yang ingin disampaikan Sultan Agung yang harus terpatri dalam jiwa setiap laskar Mataram. Untuk mencapai “Mataram yang Agung” perlu persatuan dan kebersamaan di antara Raja, kaum Bangsawan, Ulama, Umaroh, Pedagang dan Rakyat. Sultan Agung tampaknya sangat memahami pentingnya simbol persatuan dan kebersamaan untuk meraih kejayaannya.

Filosofi Dhapur Keris Brojol

Filosofi keris dhapur brojol seperti layaknya bayi yang sedang lahir. Belum memiliki apapun kecuali berpasrah diri kepada ibunya. Begitulah kita berpasrah diri kepada Tuhan YME. Sesungguhnya dengan kelahiran itu kita di ingatkan kembali tentang asal muasal kita ada. Keris dengan dhapur borjol dapat juga dimaknai sebagai sebuah pengejawantahan keinginan dan harapan manusia untuk senantiasa dapat lancar segala sesuatunya (mbrojol) dalam menyelesaikan segala kesulitan hidup yang dihadapinya.

– Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Brojol
– Pamor (motif lipatan besi) : Adeg Siji Sodo lanang
– Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Tuban Majapahit
– Panjang Bilah : 34,7 cm
– Pesi masih utuh panjang original tidak sambungan
– Warangka : Ladrang Surakarta Kayu Trembalo Kuno
– Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Kuno
– Pendok : Bunton Surakarta Motif Naga
– Mendak: Mripatan

Ulasan

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama memberikan ulasan “Keris Pamor Adeg Sodo Lanang Sakler Tangguh Tuban Majapahit”

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *