Deskripsi
Keris Pamor Udan Mas Tiban Tangguh Tuban Pajajaran
Filosofi Keris Dhapur Tilam Upih
Keris Tilam Upih adalah Keris lurus dengan ricikan sederhana yang terdiri dari pejetan, gandhik polos, memakai tikel alis, gonjo polos, dan tidak memakai greneng. Dalam terminologi Jawa Tilam Upih memiliki makna tikar yang terbuat dari anyaman daun untuk tidur pada jaman dulu yang di ibaratkan untuk menunjukkan ketenteraman keluarga atau rumah tangga.
Oleh karena itu, banyak sekali pusaka keluarga berdapur Tilam Upih yang diwariskan secara turun-temurun. Hal ini menunjukkan adanya harapan dari para orang tua agar anak cucunya nanti dapat memperoleh ketenteraman dan kesejahteraan dalam hidup berumah tangga.
Para orang tua jaman dulu akan memberikan pusaka keluarga berupa Keris dapur Tilam Upih secara turun temurun kepada anak-anaknya yang telah menikah. Artinya mereka memiliki harapan dan sebagai perwujudan do’a kepada Tuhan agar kehidupan rumah tangga anak-anaknya selalu baik, mulia, tenteram dan berkecukupan. Keris Tilam Upih juga merupakan simbol harapan akan hidup yang berkecukupan.
Keris Tilam Upih juga disebut Ibu dari semua Keris (The Mother of Kris). Menurut kisah dahulu kala Sunan Kalijaga pernah menyarankan kepada pengikut – pengikutnya bahwa keris pusaka yang pertama harus dimiliki adalah keris dengan dhapur Tilam Upih. Karena keris dengan dhapur ini bisa menjadi pengikut atau teman yang setia di kala suka maupun duka, disaat prihatin dan disaat jaya.
Keris Tangguh Tuban
Keris tangguh Tuban mungkin satu-satunya keris tangguh tua yang masih mudah dijumpai sekarang ini. Tidak seperti tangguh sepuh lainnya, seperti Majapahit, Pajajaran, Kediri, Singosari, Sedayu dan lain-lain yang sangat sulit untuk di jumpai apalagi didapatkan (ada tapi jarang-jarang). Keris tangguh Tuban memiliki masa perkiraan pembuatan keris sama dengan era Majapahit akhir dan memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dari keris-keris tangguh lainnya.
Pada umumnya keris Tuban dibuat dengan dhapur lurus atau tanpa luk/lekukan dan kebanyakan dhapur “Tilam Upih” dan kadang-kadang “Kebo Lajer” atau dhapur keris lurus lainnya, kecuali untuk dhapur tombak yang malah kebanyakan dijumpai dengan dhapur berluk 7, 9 dan 11.
Keistimewaan keris Tuban yang tidak terdapat pada keris tangguh lainnya adalah bentuk bilahnya yang tipis/pipih dan tempaan yang matang, sehingga Keris Tuban pada umumnya memiliki bobot yang ringan dan jika ditanting/disentil jari, suaranya lebih berdenting yang menandakan matangnya tempaan. Selain tipis, keris Tuban pada umumnya juga memiliki bilah yang lebih besar dibanndingkan dengan tangguh lainnya.
Pamor dari keris Tuban memiliki istilah “Ndeling”, yaitu warna besi terdiri dari tiga warna yaitu hitam, putih keruh dan putih mengkilat. Tidak seperti pamor keris pada umumnya yang hanya terdiri dari warna hitam dan putih keruh. Pamor keris Tuban yang paling indah yaitu pamor “Melati”, baik Tumpuk atau pun Rinonce, jika pamor tidak sempurna makan jadi pamor “Banyu (toya) mambeg” atau “Wos Wutah” yang tidak kalah indahnya walaupun tidak sekelas dengan pamor Melati.
Ulasan
Belum ada ulasan.