Deskripsi
Keris Tumenggung Tangguh Mataram Sultan Agung Kuno
Spesifikasi Lengkap Pusaka :
– Jenis Pusaka : Lurus
– Dhapur / Bentuk : Tumenggung
– Pamor / Gambar : Pendaringan Kebak
– Tangguh / Est Era Pembuatan : Mataram Sultan Agung
– Warangka : Ukir Khas Madura
– Bahan Rangka : Kayu Kemuning
– Handle / Gagang : Kayu Kemuning
– Pendok : –
– Mendak : Parijata
– Panjang Bilah : 34,2 cm
Barang sama persis seperti foto.
garansi 1000% asli sepuh kuno
Dhapur Keris Tumenggung
Keris Tumenggung – Tumenggung merupakan keris pusaka yang dibuat sejak zaman dulu. Walaupun keris ini dibuat sudah lama akan tetapi keberadaan dari keris pusaka tumenggung ini masih diburu atau dicari sampai sekarang. Keris tumenggung ini memiliki bentuk yang sangat indah dan ditambah dengan pamornya yaitu lang gangsir yang bisa dikatakan sebagai pamor langka yang sangat digemari oleh pada pecinta tosan aji ataupun keris pusaka.
Konon katanya, keris tumenggung ini mempunyai manfaat sebagai sarana untuk membangkitkan kewibawaan tinggi, membantu memudahkan dalam mengatur anak buah, sarana dalam memudahkan dalam mengambil simpati atasan, membantu memudahkan pemilik dalam hal naik jabatan dan dimudahkan dalam mencari rezeki, kepercayaan tersebut tampaknya sudah secara turun temurun dirasakan oleh para pemilik keris.
Tangguh Mataram Sultan Agung
Barangkali Tangguh Mataram Sultan Agung adalah fase yang dianggap paling mewakili kejayaan pembuatan keris di Jawa adalah semasa Kerajaan Mataram Islam. Ketika itu, perkembangan keris dan tombak berlangsung dengan pesat, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Konon pada masa pemerintahan Sampean Dalem Ingkang Sunuhun Kangjeng Sultan Agung Prabu Anyakrakusuma Senapati Ing Ngalaga Abdurahman Sayidin Panata Dinan berkenan mengeluarkan pengumuman, ialah mulai saat itu rakyat diperkenankan mempunyai pusaka-pusaka wesi aji seperti keris, tombak, pedang luwuk dan sebagainya, dan janganlah mempunyai rasa takut, bila sewaktu-waktu pusaka tersebut akan diminta oleh Raja atau keluarga keraton.
Semua manusia berhak mempunyai rasa kepercayaan yang mantap terhadap apa yang dimiliki, dan diharapkan mempunyai rasa kepercayaan terhadap pimpinannya, bahwa beliau dan kerabat keraton akan selalu melindungi semua hak milik rakyatnya.
Mulai saat itu Mataram berwajah baru, rakyat secara gotong royong mulai berbenah diri dan membangun mulai dari desa-desa hingga dalam kota. Keadaan Mataram bertambah cerah, dan di sana-sini bila ada hari-hari pertemuan atau pisowanan, rakyat tidak takut-takut lagi memakai pakaian adatnya lengkap dengan kerisnya, mulai dari keris yang tergolong ageman maupun yang disebut pusaka tayuhan.
Kanjeng Sultan juga berkenan memberi ganjaran bagi mereka yang berjasa kepada bangsa dan negeri Mataram. Selain mengingat besar kecilnya jasa pun disesuaikan dengan kedudukannya. Menurut literatur yang ada para lelurah prajurit sampai prajurit biasa menerima ganjaran tombak atau keris yang diserasah emas bergambar sada sakler, juga bergambar sapit landak dan trisula. Sebagai pimpinan pasukan dan wadana kliwon mendapat ganjaran pusaka yang diserasah emas berupa lunglungan atau ron-ronan. Para perwira prajurit dan Panewu Mantri mendapat ganjaran pusaka-pusaka yang diserasah emas bergambar gajah dan singa. Para putra kerabat atau patih dalem mendapat ganjaran pusaka yang diserasah emas bergambar bunga anggrek.
Ulasan
Belum ada ulasan.