Deskripsi
Keris Mundarang Tangguh Mataram Sultan Agung Kuno
Spesifikasi Lengkap Pusaka :
– Jenis Pusaka : Lurus
– Dhapur / Bentuk : Mundarang
– Pamor / Gambar : Pendaringan Kebak
– Tangguh / Est Era Pembuatan : Mataram Sultan Agung
– Warangka : Gayaman Surakarta
– Bahan Rangka : Kayu Trembalo
– Handle / Gagang : Kayu Trembalo
– Pendok : Bunton Lung-Lungan Tembaga Lawasan
– Mendak : Perak Hias Permata
– Panjang Bilah : 38,3 cm
Barang sama persis seperti foto.
Garansi 1000% asli sepuh kuno
Ricikan Keris Mundarang
Ricikan Keris Mundarang – Berikut Ricikan Dhapur Keris Mundarang: Sekar Kacang Pogok, Jalen, Lambe Gajah, Pejetan, Tikel Alis, Sraweyan, Greneng. Dapur Mundarang adalah jenis dapur yang relatif jarang.
Dhapur Keris Mundarang
Keris Mendarang atau disebut Mundarang ini termasuk ke dalam golongan Pusaka yang langka dan sulit untuk di temukan, Keris Mendarang berenergi baik walaupun demikian jarang ada yang memilikinya faktor usia mungkin menyebabkan kelangkaan dari Benda Pusaka ini.
Keris Dapur Mendarang, terkesan biasa jika dilihat dari segi fisiknya, ini di karenakan Dapur Keris yang Lurus tanpa Luk atau Lekuk ini menjadikanya biasa jika dilihat dari segi fisik. Akan tetapi jika seseorang yang mampu menditeksi energi dari sebuah benda Pusaka maka ia akan mengetahui betapa kuat energi positif dari Keris Mendarang ini.
Ciri Dhapur Keris Mundarang
Ciri Dhapur Keris Mundarang – Pusaka ini juga terdapat ciri Khasnya yang jika dilihat terdapat Kembang Kacang dan Lambe Gajahnya yang hanya satu selain itu sogokanya Rangkap, sraweyan dan greneng. Dari ciri ini juga yang membuat Keris dapur Mendarang ini termasuk Pusaka yang di gemari banyak orang untuk dimiliki.
Tangguh Mataram Sultan Agung
Tangguh Mataram Sultan Agung – Barangkali fase yang dianggap paling mewakili kejayaan pembuatan keris di Jawa adalah semasa Kerajaan Mataram Islam. Ketika itu, perkembangan keris dan tombak berlangsung dengan pesat, baik secara kualitas maupun kuantitas. Konon pada masa pemerintahan Sampean Dalem Ingkang Sunuhun Kangjeng Sultan Agung Prabu Anyakrakusuma Senapati Ing Ngalaga Abdurahman Sayidin Panata Dinan berkenan mengeluarkan pengumuman, ialah mulai saat itu rakyat diperkenankan mempunyai pusaka-pusaka wesi aji seperti keris, tombak, pedang luwuk dan sebagainya, dan janganlah mempunyai rasa takut, bila sewaktu-waktu pusaka tersebut akan diminta oleh Raja atau keluarga keraton.
Mulai saat itu Mataram berwajah baru, rakyat secara gotong royong mulai berbenah diri dan membangun mulai dari desa-desa hingga dalam kota. Keadaan Mataram bertambah cerah, dan di sana-sini bila ada hari-hari pertemuan atau pisowanan, rakyat tidak takut-takut lagi memakai pakaian adatnya lengkap dengan kerisnya, mulai dari keris yang tergolong ageman maupun yang disebut pusaka tayuhan.
Kanjeng Sultan juga berkenan memberi ganjaran bagi mereka yang berjasa kepada bangsa dan negeri Mataram. Selain mengingat besar kecilnya jasa pun disesuaikan dengan kedudukannya. Menurut literatur yang ada para lelurah prajurit sampai prajurit biasa menerima ganjaran tombak atau keris yang diserasah emas bergambar sada sakler, juga bergambar sapit landak dan trisula. Sebagai pimpinan pasukan dan wadana kliwon mendapat ganjaran pusaka yang diserasah emas berupa lunglungan atau ron-ronan. Para perwira prajurit dan Panewu Mantri mendapat ganjaran pusaka-pusaka yang diserasah emas bergambar gajah dan singa. Para putra kerabat atau patih dalem mendapat ganjaran pusaka yang diserasah emas bergambar bunga anggrek.
Ulasan
Belum ada ulasan.