Deskripsi
Keris Tilam Upih Pamor Mrutu Sewu Tangguh Majapahit Sepuh
– Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Tilam Upih
– Pamor (motif lipatan besi) : Mrutu Sewu
– Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Majapahit
– Panjang Bilah : 35 cm
– Panjang pesi : 7 cm
– Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Kemuning
– Handle / Gagang : Surakarta Kayu Nagasari
Dialih rawatkan (dimaharkan) Pusaka Keris Tilam Upih Pamor Mrutu Sewu Tangguh Majapahit Sepuh Kuno sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.
Dhapur Tilam Upih
FILOSOFI, menurut ilmu simbol perkerisan dari Sunan Kalijaga yang ditulis di dalam Serat Centhini, Tilam Upih adalah lambang dari wanita. Mengandung makna pasemon jika seseorang telah mencintai keris sikapnya bagaikan orang yang mecintai seorang perempuan yang menjadi garwa (istrinya), dimana ingatan pikirnya selalu tertuju kepadanya.
Ibarat seorang tentara yang menganggap senjata api sebagai istri kedua, bagi lelaki Jawa keris adalah istri kedua yang juga harus selalu mendapat perhatian. Artinya, ada aktivitas atau pengorbanan (waktu, tenaga, biaya) untuk merawatnya dengan baik. Dalam perkembangan budaya masyarakat Jawa, keris dipercaya sebagai salah satu tolok ukur serta perlambang laki-laki sejati. Terlebih dengan munculnya pandangan bahwa kesempurnaan hidup seorang laki-laki harus memenuhi lima unsur, yakni curigo (keris/senjata), turonggo (kuda/kendaraan), wismo (rumah), wanito (istri), dan kukilo (burung/hiburan). Bentuk keris lurus mengandung sikap istikomah dan tawajjuh, yakni konsisten dalam melakukan kebaikan, teguh dalam satu pendirian dan tidak akan tergoyahkan oleh berbagai macam rintangan dalam mendapatkan jalan lurus menuju ridho Allah.
Ulasan
Belum ada ulasan.