Deskripsi
Keris Lurus Joko Towo Pamor Adeg Wengkon Tangguh Tuban Majapahit Kuno
– Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Joko Towo
– Pamor (motif lipatan besi) : Adeg Wengkon / Tejo Kinurung
– Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Tuban Majapahit
– Panjang Bilah : 37,3 cm
– Panjang Gonjo : 8,2 cm
– Panjang Pesi : 7,2 cm
– Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Timoho
– Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Kuno
– Pendok : Topeng Kerawang
– Mendak : Parijata
Barang sama persis seperti foto.
garansi 1000% asli sepuh kuno
Pamor Tejo Kinurung
PAMOR TEJO KINURUNG, adalah salah satu motif pamor yang sebenarnya merupakan perpaduan antara pamor sada saler dengan pamor wengkon. Dimana gambarannya seluruh tepi bilah keris dilingkari dengan gambaran yang menyerupai tepi bingkai, sedangkan di tengahnya terdapat pamor yang menyerupai garis lurus.
Menjelang Pilkada pusaka tosan aji dhapur atau pamor dengan taksu ‘pendongkrak kepemimpinan’ (bakal calon) dan ‘penguat kekuasaan’ (incumbent) biasanya banyak dicari sebagai ‘cekelan‘ (pegangan) bagi mereka yang mempunyai hajat dalam dunia politik. Jawabannya mungkin ada pada keris luk 13 seperti ‘sengkelat‘ atau mungkin ‘parungsari‘ untuk nama dhapur-nya dan ‘tejo kinurung’ atau ‘raja abala raja‘ untuk jenis pamornya.
Sebagian pecinta pusaka tosan aji mempercayai bahwa pamor tejo kinurung memiliki tuah yang baik terutama bagi mereka yang bekerja untuk negara atau di dalam pemerintahan. Itulah sebabnya banyak pejabat yang memiliki keris atau tombak dengan pamor seperti ini sebagai ‘piyandel’ penguat batin dan penjagaan diri. Bahkan beberapa catatan kuno juga menyebutkan pamor Adeg Wengkon menjadi pilihan sang Raja Surakarta (Sunan PB IV) ketika membabar pusaka luk 13 dhapur Parungsari kepada Mpu Brajaguna.
Keris telah terdaftar dan diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi Manusia yang berasal dari Indonesia sejak 25 November 2005. Pada hari itu pula oleh hampir 85% dari kalangan penggemar keris menganggap 25 November sebagai Hari Keris Nasional.
Dalam proposal pengajuan keris sebagai ‘Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage and Humanity’ oleh UNESCO saat itu (2004) disebutkan, bahwa keris secara prinsipil memiliki lima fungsi dalam masyarakat Indonesia. Yaitu, tradisi, fungsi sosial, seni, filosofi, dan mistis.
Ulasan
Belum ada ulasan.