Keris Sabuk Inten Luk 11 Pamor Kelengan Tangguh Majapahit Kuno

Rp0

Stok habis

Deskripsi

Keris Sabuk Inten Luk 11 Pamor Kelengan Tangguh Majapahit Kuno

– Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Sabuk Inten Luk 11
– Pamor (motif lipatan besi) : Kelengan
– Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Majapahit
– Panjang Bilah : 31,5 cm
– Panjang Gonjo : 7,3 cm
– Panjang Pesi : 6,6 cm
– Warangka : Gayaman Surakarta Kayu Trembalo Lawasan
– Handle / Gagang : Kayu Kemuning Bang Kuno
– Pendok : Blewah Surakarta Mamas Kuno
– Mendak : Angkup

Barang sama persis seperti foto.
garansi 1000% asli sepuh kuno

Dhapur Keris Sabuk Inten

BENTUK SABUK INTEN, memiliki makna: sabuk yang berarti ikat pinggang, sabuk digunakan dengan cara melingkarkan (nggubed) di badan atau lebih tepatnya dipinggang. Dan lambang atau arti dari sabuk tersebut adalah manusia harus bersedia untuk berkarya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka dari itu manusia harus ubed (bekerja dengan sungguh-sungguh) dan jangan sampai pekerjaannya itu tidak ada hasil atau buk (tidak ada keuntungan). “Hidup adalah perjuangan”. Dan inten yang berarti intan permata, jerih payah yang didapat ketika sudah melalui perjalanan panjang. Keris sabuk inten adalah simbol pusaka yang melambangkan kesungguhan dalam mencapai kesucian, kemuliaan, kemakmuran dan kekuasaan bagi pemakainya. Tak heran dulunya keris ini adalah banyak dimiliki oleh golongan saudagar/pedagang, hingga kini banyak diburu oleh mereka yang berprofesi sebagai entrepreneur/pengusaha.

Di sisi lain luk sewelas (sebelas) dalam Sabuk Inten, akan selalu mengingatkan kita bahwa hidup adalah anugerah Sang Pencipta dan buah cinta kasih Orang Tua kita, maka selayaknyalah untuk berbuat welas asih (peduli) kepada sesamanya (amal sedekah).

SABUK INTEN, menurut cerita rakyat dhapur Sabuk Inten diciptakan oleh 800 empu tahun jawa 1381 pada masa Prabu Brawijaya Akhir. Karena dibabar oleh empu Domas (domas, menurut Kamus Bahasa Sunda-Inggris , Jonathan Rigg, 1862 ; berarti 800 dengan asal kata dwa yang artinya dua dan mas yang berarti 400, di samping mempunyai arti sebagai emas logam mulia) yang memiliki kedudukan spesial, pastilah keris yang dihasilkan memiliki kandungan makna yang khusus pula. Boleh dikata keris Sabuk Inten juga relatif familiar ditelinga masyarakat luas daripada jenis keris yang lain. Salah satu kemungkinannya barangkali karena nama Sabuk Inten pernah diangkat menjadi salah satu judul karya sastra ciptaan SH. Mintarja yang berjudul Nagasasra Sabuk Inten.

Sedangkan ricikan dhapur Sabuk Inten tergolong lengkap yakni; Luk sebelas, kembang kacang, jalen, lambe gajah, pejetan , tikel alis, sogokan depan dan sogokan belakang (rangkap), sraweyan dan greneng atau eri pandan.

Tangguh Majapahit

“Daripada memiliki banyak keris/tombak, lebih baik hanya memiliki sebilah keris/tombak Majapahit”. Itulah pepatah guyonan di kalangan kolektor perkerisan yang tentu saja terlalu menghiperbolakan atau memberi bobot berlebihan pada keris tangguh Majapahit. Namun dalam kalimat bernada bercanda itu, ada makna lain yang mengandung kebenaran. Perpaduan antara sisi garap dan ‘isi’ dianggap sebagian kalangan menyatu dalam komposisi yang pas. Material logam dan tempa lipat keris Majapahit dianggap lebih baik, begitu pula dengan angsar keris Majapahit dipercaya penggemar esoteri di atas rata-rata tangguh lainnya. Tidaklah mengherankan jika tangguh Majapahit adalah salah satu tangguh yang mempunyai penggemar fanatiknya tersendiri.

Ulasan

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama memberikan ulasan “Keris Sabuk Inten Luk 11 Pamor Kelengan Tangguh Majapahit Kuno”

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *